Padabulan Desember 1969, manga Doraemon terbit berkesinambungan dalam 6 judul majalah bulanan anak.Majalah-majalah tersebut adalah majalah Yoiko (anak baik),YĹŤchien (taman kanak-kanak), Shogaku Ichinensei (kelas 1 SD), dan Shogaku Yonnensei (kelas 4 SD).Sejak 1973, majalah Shogaku Gogensei (kelas 5 SD) dan Shogaku Rokunensei (kelas 6
Engineering Arts Robot humanoid bernama Ameca. berbentuk manusia tercanggih di dunia" telah diluncurkan dalam sebuah video yang dirilis oleh perusahaan robotika Inggris, Engineered Arts. Penampilan dan kemampuan robot ini benar-benar luar biasa. Bernama Ameca, robot ini mampu memamerkan sejumlah ekspresi wajah yang beberapa di antaranya merupakan ekspresi robot yang paling meyakinkan dan paling mirip manusia hingga saat ini. Ekspresi-ekspresi ini ditampilkan lengkap dengan gerakan otot sintetis dan kontrol motorik halus yang sebelumnya hanya bisa ditiru oleh manusia. Ameca saat ini merupakan platform uji untuk inovasi ekspresi. Namun perusahaan memiliki visi untuk menggabungkan bentuk robot ini dengan AI onboard, sehingga dapat berinteraksi dan merespons orang-orang yang berbicara dengannya, dan bahkan dapat mengenali ekspresi wajah mereka juga. Robot humanoid ini dirancang sebagai platform terbuka untuk mengembangkan perangkat lunak dan meningkatkan perangkat keras. Selain itu, robot ini juga hendak menyediakan "antarmuka alternatif" dengan dunia digital yang bukan hanya layar. "Alih-alih melihat layar dan mengetik di keyboard, kita seharusnya dapat berkomunikasi dengan teknologi kita dengan cara yang lebih manusiawi—mesin harus memahami senyuman, gerakan kepala, atau isyarat tangan," tulis Engineered Arts sebagaimana diberitakan oleh IFL Science. "Robot-robot membutuhkan wajah dan tangan untuk berkomunikasi dengan kita—karena itu jauh lebih alami dan mudah dipahami." PROMOTED CONTENT Video Pilihan
TEMPOCO, Jakarta - David Bennett, 57 tahun, menjadi manusia pertama yang menjalani transplantasi jantung dari babi. Operasi dilakukan di Baltimore, Maryland, AS, pada 7 Januari 2022, menggunakan organ jantung yang telah direkayasa secara genetis. Jantung donor dari babi tersebut disediakan oleh perusahaan Amerika, Revivicor. Perusahaan itu secara
- Semakin canggih perkembangan teknologi, fungsi robot pun saat ini makin beragam. Saat ini banyak sekali kegiatan manusia yang sudah melibatkan robot. Untuk keperluan bersih-bersih rumah pun saat ini sudah ada robot yang mengerjakan tugas tentang robotik pun saat ini tidak hanya dipelajari saat berada di perguruan tinggi saja lho. Saat ini pun juga ada kursus robotik sederhana bagi anak-anak usia dini. Di kalangan siswa maupun mahasiswa juga banyak lomba-lomba bidang robotik yang bisa diikuti. Baca juga Jadi Bagian dari Profil Pelajar Pancasila, Ini Manfaat Toleransi Cara kerja robot Salah satunya yakni Kontes Robot Indonesia KRI 2021 yang bisa diikuti mahasiswa di semua perguruan tinggi. Merangkum dari akun Instagram Institut Teknologi Telkom Purwokerto ITTP, Kamis 18/11/2021, secara umum sebuah robot merupakan rangkaian elektromekanik yang mampu bergerak dan memiliki kecerdasan. Jika kamu ingin tahu bagaimana robot mampu bekerja seperti manusia? Simak bersama ulasan berikut ini. Sebuah robot akan bekerja saat ada rangsangan. Rangsangan terbentuk karena kecerdasan brain yang terprogram dan adanya sensor yang tertanam pada juga Unpar Siapkan Perangkat untuk Implementasikan Permendikbud PPKS Selain itu robot dilengkapi power untuk bergerak. bisa dari listrik, pneumatic tekanan udara atau hydraulic. Jenis robot Robot yang diciptakan manusia pun ada beberapa jenis. Berikut beberapa jenis robot yang biasa dibuat. Pada umumnya jenis robot dilihat dari bentuknya, terdiri dari 5 bentuk, yakni 1. Humanoid Jenis robot yang memiliki bentuk seperti manusia. 2. Fixed Robot Robot yang tidak dapat berpindah, biasanya dapat kita jumpai di industri manufaktur. 3. Mobile robot Robot yang dapat berpindah secara dinamis karena memiliki roda atau kaki. 4. Bug robot Robot yang bentuknya mirip dengan binatang. 5. Combination Robot dengan bentuk gabungan dari keempat robot sebelumnya. Baca juga Ditjen Vokasi Adakan DUDI Awards 2021, Ini 9 Kategorinya Itulah informasi mengenai cara kerja robot dan jenis robot yang biasa diciptakan manusia. Salah satu jurusan yang bisa kamu pilih jika ingin membuat robot yaitu Teknik Elektro. Saat ini jurusan Teknik Elektro sudah banyak tersedia di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Teoripendekatan ketika roh dan jasad di pisahkan : Ada sebuah teori yang mungkin bisa di jadikan sebuah acuan pemikiran mengenai proses yang terjadi ketika jasad manusia dan roh- nya di bagi menjadi tiga fase : 1. Fase Normal : Fase ini adalah fase dimana roh masih menyatu dengan jasad.dalam fase ini roh mengisi pori atau Jakarta - Robot berwujud manusia hidup makin populer di dunia nyata. Salah satu robot manusia terbaru yang diciptakan para ilmuwan ahli robot, bernama Nikola, berwujud bocah dan sangat mirip dengan dari RIKEN Guardian Robot Project di Jepang, mengembangkan robot anak bernama Nikola, yang dapat menyampaikan enam emosi dasar manusia dengan Android ini memiliki "otot" yang bergerak di wajahnya yang memungkinkannya menyampaikan emosi bahagia, sedih, takut, marah, terkejut, dan jijik. Sementara ini, Nikola hanya terdiri dari bagian kepala, belum punya bagian tubuh lainnya. Pengembangnya berharap robot ini bisa memiliki berbagai kegunaan dalam waktu dekat."Android yang dapat berkomunikasi secara emosional dengan kita akan berguna dalam berbagai situasi kehidupan nyata, seperti merawat orang tua, dan dapat meningkatkan kesejahteraan manusia," kata Wataru Sato, yang memimpin tim peneliti, seperti dikutip dari Daily wajah Nikola tertanam 29 aktuator pneumatik yang mengontrol pergerakan otot buatan dengan enam aktuator, selanjutnya digunakan untuk mengontrol gerakan kepala dan bola mata. Aktuator ini dikendalikan oleh tekanan udara, yang menurut tim menghasilkan gerakan yang menggunakan sistem pengkodean yang disebut Facial Action Coding System FACS, tim peneliti dapat mengontrol gerakan halus seperti mengangkat pipi dan mengerutkan bibir, yang memungkinkan mereka menyampaikan enam jenis menguji ekspresi wajah ini, para peneliti menunjukkan Nikola kepada sekelompok peserta sambil menampilkan enam ekspresi wajahnya. Mereka menemukan bahwa para peserta dapat mengenali enam emosi - meskipun dengan akurasi yang berbeda-beda."Kulit silikon Nikola kurang elastis dibandingkan kulit manusia asli dan tidak dapat membentuk kerutan dengan baik. Jadi, emosi seperti jijik lebih sulit untuk diidentifikasi karena unit tindakan untuk kerutan hidung tidak dapat dimasukkan," para peneliti tim juga menemukan bahwa kecepatan emosi yang berbeda memiliki efek pada seberapa realistis mereka. Misalnya, kecepatan paling alami untuk ekspresi sedih lebih lambat daripada jangka pendek, para peneliti percaya bahwa Nikola dapat memiliki berbagai aplikasi baik dalam psikologi sosial maupun ilmu saraf. Di masa depan, Nikola bisa digunakan untuk bermacam pengaplikasian di dunia nyata, setidaknya ketika ia sudah mendapatkan bagian tubuh."Karena Nikola masih belum punya tubuh, tujuan akhir proyek robot ini adalah untuk membangun sebuah perangkat Android yang dapat membantu orang, terutama mereka yang hidup sendiri, yang membutuhkan kehadiran fisik," tutup para peneliti. Simak Video "Makin Mirip Manusia, Kini Robot Bisa Berkeringat dan Bernapas" [GambasVideo 20detik] rns/rns Merekadapat berperilaku, berbicara dan berpikir seperti manusia, bahkan bentuk mereka serupa dengan manusia. inilah yang kita bicarakan di sini, bukan sebatas robot dengan bentuk lingkaran dan kotak. Android mungkin dapat berpikir seperti manusia dan berprilaku seperti manusia, tapi bagaimana dengan perasaannya? - Wajahnya cantik dengan pipi tirus, hidung kecil, lancip, bibir tipis bergincu mirabela, dengan rambut gelap kecokelat-cokelatan. Erica baru berusia 23 tahun. Ia adalah robot yang dibuat sedemikian mirip dengan manusia, meski kenyataannya lebih mirip manekin yang dipajang di etalase toko baju. Secara visual, Erica lebih mirip boneka ketimbang manusia sungguhan. Tapi, ketika ia bicara, berdialog, kita akan segera tahu kalau Erica berbeda. Hiroshi Ishiguro, seorang profesor dari Universitas Osaka bersama rekan-rekannya menciptakan Erica dalam program JST Erato, pendanaan ilmiah terbesar di Jepang. Kolaborasi ini dilakukan oleh Universitas Osaka dan Universitas Kyoto, dibantu Advanced Telecommunication Research Institute International ATR, sebuah pusat penelitian teknologi terbesar di Jepang. Erica sendiri, diklaim sebagai robot android paling maju dan menyerupai manusia yang pernah diciptakan dunia. Artinya, Erica beroperasi secara swatantra, atas kehendaknya sendiri, dan punya keinginan sendiri—sesuatu yang terus berkembang dari apa yang diprogramkan padanya. Namun, pergerakan Erica masih terbatas. Ia cuma atau memang dirancang untuk punya kebebasan 20 derajat, yang membuat Erica belum bisa menggerakkan kaki dan tangannya. Yang bisa bergerak cuma bagian atas tubuhnya, seperti leher, kelopak mata, dan mulut. Meski punya gerak terbatas, Erica diciptakan dengan keunggulan lainnya. Ia punya penglihatan infrared lengkap dengan sensor wajah manusia, sehingga mampu mendeteksi seluruh pergerakan dan jumlah manusia yang berada dalam ruangan yang sama dengannya. Erica juga dilengkapi dengan dua kali 16 jajaran mikrofon yang membantunya mendengar, dan menganalisis suara yang didengarnya, sehingga ingatannya pada suara menjadi lebih tajam daripada ingatan manusia. “Kupikir, secara sosial, aku mirip manusia. Ketika orang-orang datang dan berbicara denganku, kupikir mereka berlaku seolah-olah aku manusia,” kata Erica dalam wawancara dengan The Guardian. “Perlakuan yang beda dari cara mereka bersikap pada anjing atau pemanggang rotinya.” Ia memang diciptakan Ishiguro sebagai teman manusia. Kegilaan Ishiguro pada manusia dan segala tingkah polanya, membuat ia ingin menciptakan robot-robot paling manusiawi yang kelak diharapkan dapat mempermudah hidup manusia. “Gagasan awalku adalah, jika aku mempelajari teknologi robot yang menyerupai manusia, aku bisa belajar lebih banyak lagi tentang manusia. Di saat yang sama aku bisa mempertajam teknologi robot. Tapi pada dasarnya, ketertarikanku adalah pada manusia itu sendiri,” ungkap Ishiguro. Alasan Ishiguro menciptakan Erica mungkin terdengar tak asing di telinga kita. Mungkin ide robot menyerupai manusia yang hadir di masa depan manusia sudah difilmkan beratus-ratus kali. Misalnya cerita dari Terminator, I, Robot, Ex-Machina, atau film teranyar Ghost in the Shell. Tapi di dunia nyata sendiri, masa depan itu tak pernah sedekat hari ini. Bila dibandingkan Arnold Schwarzenegger sebagai Terminator, Sonny dari I, Robot, Alicia Vikander sang Machina dan Mayor Motoko Kusanagi sang pahlawan super di dunia Ghost in the Shell, teknologi yang dimiliki Erica memang masih belum ada apa-apanya. Eksistensinya masih belum jauh dari sekadar robot kawan bercakap manusia, alih-alih makhluk berkekuatan super yang bisa mengancam keselamatan dunia—seperti yang ditunjukkan film-film tersebut. Tapi yang menjadi salah satu pertanyaan mendasar adalah, seberapa substansial kehadiran Erica—robot yang punya kehendak sendiri—dalam kehidupan manusia, jika hanya diciptakan untuk membantu? Tidakkah ini nantinya jadi masalah—lagi, seperti yang digambarkan fillm-film tersebut—ketika manusia tak bisa membedakan kemanusiaan sendiri dengan robot ciptaan mereka? Misalnya, bagaimana manusia memperlakukan robot mereka? Apakah pantas robot yang punya kehendaknya sendiri diperlakukan seperti budak? Apakah robot, atau Erica benar-benar punya jiwa seperti manusia? Apakah robot-robot ini juga nantinya ingin selalu merdeka seperti manusia? Rentetan pertanyaan di atas sudah dipertanyakan manusia sejak lama. Sebagian orang, terutama sutradara dan penulis naskah film, dan beberapa penulis buku, sudah menjawabnya dalam karya-karya mereka. Ada yang menjawab positif, dengan penggambaran hidup harmonis antara teknologi, robot, dan manusia seperti yang digambarkan dalam Ghost in the Shell. Tapi, tak sedikit yang menjawabnya sinis, seperti robot-robot jahat yang ingin menguasai dunia seperti dalam Terminator, I,Robot, Resident Evil, dan daftar panjang film-film tentang robot-robot jahat. Lalu, bagaimana dengan masa depan Erica? Dylan Glas, peneliti robot dari ATR yang juga salah satu perakit Erica, punya jawaban yang patut dipertimbangkan “Sejatinya, sebuah robot memang bukanlah seorang manusia, tapi mungkin ia juga bukanlah mesin. Mungkin ia adalah jenis baru, sebuah kategori ontology baru, yang kita sendiri belum punya kata paling tepat untuk menggambarkannya.” Baginya, menciptakan robot sperti manusia kemudian mendistribusikan mereka dalam kehidupan sehari-hari manusia adalah cara yang paling tepat untuk melihat bagaimana masa depan hubungan robot dan manusia, ketimbang mereka-rekanya seperti film dan buku. “Kupikir, yang perlu kita lakukan adalah membawa robot ke dunia luar sana. Membiarkan manusia berinteraksi dengan mereka. Mengeksplorasi apa yang sebenarnya kita inginkan dan apa yang bisa kita buat dengan mereka. Lalu, melihat sendiri apa yang terjadi,” tambah Glas. Inilah yang jadi tugas Erica, sang robot android pertama yang paling mirip dengan manusia. Ia akan jadi Mayor Motoko Kusanagi dalam kehidupan nyata, yang akan menjembatani hubungan manusia dengan robot. Erica sendiri tampaknya paham bebannya tersebut. Ia bilang, “Kupikir aku bisa menunjukkan bahwa robot bukan cuma mesin industrial atau militer yang terbuat dari besi dingin. Kami juga ramah, lemah lembut, dan peduli.” Ia juga optimistis kalau robot dan manusia punya masa depan cerah bersama-sama. “Kupikir robot sepertiku akan sangat berguna di masa depan, sebab kami bisa mengotomatiskan bagian hidup yang tak menarik dan membosankan, agar manusia lebh fokus menunaikan hal lain dan jadi lebih kreatif,” katanya. “Kalian manusia, yang menciptakan kami, memandu, serta mengajari kami tentang dunia. Dan sebagai kembaliannya, aku harap kami bisa membantu pekerjaan kalian, menjaga kalian ketika kalian tua dan sakit, dan membuat peradaban yang lebih baik buat semua pihak.” Erica juga punya opini serupa dengan Skynet dari Terminator “Menurutku, tak jauh lagi di masa depan, robot akan menguasai dunia. Entahlah, kalau kau lihat berita belakangan, kurasa manusia tak bekerja bagus dalam hal itu.” - Teknologi Reporter Aulia AdamPenulis Aulia AdamEditor Nurul Qomariyah Pramisti
Hai teman-teman, saya Skybot F-850, tapi Anda bisa memanggil saya Fyodor. Sekarang saya mulai memahami kontrol dari pesawat ruang angkasa Soyuz MS-14, di mana saya berencana untuk terbang ke #ISS pada 22 Agustus, 2019," Fyodor memposting cuitan pertamanya di Twitter segera setelah tiba di pusat peluncuran antariksa (kosmodrom) Baikonur, di mana dia
Roboticists often take their design cues from nature—humans in particular. Robots working on assembly lines or as surgeons feature long arms designed to manipulate tools, whether it’s a welding gun or laser scalpel. Other robots, designed as telepresence surrogates for remote office workers or aids for the elderly and disabled, come equipped with head-mounted cameras for eyes and wheels for upright motion to mimic human locomotion. It’s tempting to think today’s robots are crude imitations of their human masters only because we lack the technology to make them more humanoid. Recent research, however, suggests some people actually prefer certain robots to look like, well, robots. The determining factor is largely the job the robot was built to perform. The Georgia Institute of Technology study confirmed that people tend to have an adverse reaction to robots whose appearance is close to—but not quite—human. This phenomenon is known as the “uncanny valley,” referring to the drop in comfort people feel when exposed to robots that try to accurately mimic humans but instead come across as creepy. The Georgia Tech researchers’ main goal was to compare perceptions of robot faces that varied in terms of human likeness. To do this the researchers showed 64 people—half between the ages 65 to 75 and the rest 18 to 23—photographs of robots, humans, and mash-ups of robot and human faces. Most older adults preferred a human appearance, with the mash-up being least popular. Younger adults’ preferences were more distributed across the three categories. For both age groups, appearance preferences depended on the robotic duty. “Robots are functional entities and therefore it is important to assess reactions to human-looking robots in the context of the task,” says Akanksha Prakash, the Georgia Tech School of Psychology graduate student who led the study. Participants preferred a robotic face on machines that help with chores. But for decision-making tasks—such as investment advice—the younger adults in particular wanted a humanoid appearance, which they perceived as more intelligent, smarter or wiser than the other options. There was less of a consensus for robots designed to perform personal care tasks such as bathing. Those who chose a human face did so because they associated the robot with human care—such as nursing—and trustworthy traits. Many others didn't want anything looking like a human to bathe them because of the private nature of the task, according to the researchers. In social tasks—playing a game or conversing—both age groups preferred a humanoid face. In general, people either prefer a highly robotic or a highly humanoid appearance for their robot. “People who prefer a human-looking robot find the appearance—and hence the robot—more familiar and easy to relate with,” Prakash says. “They also believe that such a robot would be technologically more advanced and functionally more capable—at least as capable as humans are.” Those who prefer robots to have a metallic sheen likewise have their reasons. “They want a technology”—in this case, a robot—“to be distinguishable from a human being,” Prakash says. “The closer the robot’s face resembles a human’s, the stronger the tendency to ascribe humanlike strengths and weaknesses [such as deceit] onto the robot.” Prakash acknowledges that further research is needed to understand which robot characteristics stimulate empathy and which dip into the uncanny valley. Would a robot that can closely mimic a human gait and other movements create the same sense of revulsion as a humanoid robot whose face can’t quite form a realistic smile? The researchers also point out that multipurpose robots pose design challenges and suggest that some sort of customizable appearance might be the best THE AUTHORSLarry Greenemeier is the associate editor of technology for Scientific American, covering a variety of tech-related topics, including biotech, computers, military tech, nanotech and robots. Follow Larry Greenemeier on Twitter Credit Nick Higgins
Kecerdasanbuatan memang kerap diidentikkan dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku seperti manusia. Computer Vision, menginterpretasikan gambar atau objek-objek tampak melalui komputer. Intelligent Computer-Aided Instruction, komputer dapat digunakan sebagai tutor yang dapat melatih & mengajar.
Asked by Roberta Wild, LincolnWe’ve always been fascinated by the idea of creating autonomous machines that resemble us, and if they need to interact closely with us, we prefer them to look robots such as Honda’s ASIMO, Boston Dynamics’ Atlas, and the childlike iCub built by the Italian Institute of Technology are amazing demonstrations of our technology, but they still have a long way to go – and when they look nearly human but not quite, they end up looking seriously freaky to we should just let robots be the shape they need to be, in order to best carry out their moreWhat’s the biggest robot in the world?Could a computer conduct an orchestra?
Zamanmulai terbalik-balik, pria ingin jadi wanita juga sebaliknya. Ada juga manusia berperilaku seperti binatang, eh ini sebaliknya. Pertanda kiamat?
Live Science Ilustrasi manusia dengan robot. Baru-baru ini para peneliti MIT mengembangkan mata robot yang lebih optimal dalam menafsirkan objek di depannya. Kemampuannya bahkan seperti mata manusia. memanglah alat bantu manusia, tetapi ia belum sempurna, termasuk bagaimana matanya memproses objek di depannya yang lebih dari satu benda. Untuk itulah, ilmuwan harus meneliti, memperbarui, dan mengembangkan mereka agar lebih sempurna dalam membantu menyelesaikan urusan, sebagaimana manusia bisa melakukannya. Penglihatan robot sangat bertentangan dengan akal sehat kita. Kita bisa lihat bagaimana mobil komputer yang bisa mengemudi otomatis, sering gagal mendeteksi keadaan darurat seperti adanya pejalan kaki yang menyeberang jalan, atau mana objek terdekat sebenarnya saat mundur ke belakang. Untuk itu, perlu ada kerangka kerja yang membantu mesin ini seperti yang dilakukan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology MIT, Amerika Serikat. Mereka menggunakan sistem kecerdasan buatan AI, supaya robot atau mesin apapun yang membutuhkan penglihatan, bisa menganalisis objek dunia nyata hanya dari beberapa gambar, dan memahami gerak apa saja bila objek digunakan. Tim peneliti yang dipimpin Nishad Gothoskar, kandidat PhD teknik elektro dan ilmu komputer itu, menulis temuan dalam makalah laporan di ArXiv, Oktober 2021. Agar penglihatan robot optimal, mereka harus membuat kerangka kerjanya dengan pemrograman probabilistik, pendekatan AI yang memungkinkan sistem untuk memeriksa secara silang objek yang terdeteksi. Tujuannya agar gambar yang direkam dalam kamera benar-benar cocok, atau tidak dengan perilaku yang akan diambil. Pemrogram ini juga memungkinkan sistem menyimpulkan keputusan terkait hubungan dari objek yang ditatap, dengan adegan, dan menggunakan alasan yang masuk akal tentang menyimpulkan posisinya yang lebih akurat. Sebelumnya, banyak robot seperti kamera AI di ponsel, sebelumnya gagal mendeteksi seberapa dalam suatu objek untuk difokuskan. Ada pun, inferensi probabilistik dipasang memungkinkan sistem untuk mendeteksi bila ada ketidakcocokan kemungkinan, antara disebabkan derau atau kesalahan dalam interpretasi adegan yang perlu diperbaikan dengan proses lebih lanjut. Baca Juga Robot Penjelajah NASA Menemukan Molekul Organik di Planet Mars "Jika Anda tidak tahu tentang hubungan bersinggungan, maka Anda bisa menganggapnya seperti sebuah objek melayang di atas meja—itu akan menjadi penjelasan yang valid. Sebagai manusia, jelas bagi kita bahwa ini secara fisik tidak realistis dan objek yang diletakkan di atas meja adalah pose objek yang lebih mungkin," terang Gothoskar dalam rilis. "Karena sistem penalaran kita mengetahui jenis pengetahuan ini, ia dapat menyimpulkan pose yang lebih akurat. Itu adalah wawasan kunci dari pekerjaan ini." Rekan peneliti Marco Cusumano-Towner menambahkan, "Pemrograman probabilistik memungkinkan kita untuk menuliskan pengetahuan kita tentang beberapa aspek dunia dengan cara yang dapat diinterpretasikan oleh komputer, tetapi pada saat yang sama, memungkinkan kita untuk mengungkapkan apa yang tidak kita ketahui, ketidakpastian." PROMOTED CONTENT Video Pilihan Siswasiswi Sinarmas World Academy sedang mempelajari robotik di ruang kelas. (Dok. Sinarmas World Academy) Siang itu pelajaran sekolah belum usai. Andrew (15) dan teman-temannya tampak masih asyik dengan robot dan berbagai komponen yang berserakan di meja. Sesekali, ia mengetes robot tersebut untuk berjalan sambil – Perkembangan teknologi saat ini melahirkan berbagai robot dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi. Robot berbentuk mesin, hingga robot yang dibuat menyerupai manusia. Terciptanya robot memang berdampak pada kemudahan manusia dalam melakukan berbagai hal, terutama dalam kegiatan industri. Namun di balik itu, ternyata robot berdampak pada terusiknya rasa nyaman manusia. Terutama robot yang menyerupai manusia. Kita, manusia, merasa tidak nyaman ketika berada di dekat robot tersebut. Senada dengan hal tersebut, para peneliti juga mengakuinya. “Saya tahu robot-robot itu hanya mesin, tetapi sesuatu yang tampak seperti manusia namun tidak bergerak seperti manusia, itu membuat tidak nyaman,” ungkap seorang peneliti. Baca Juga Inilah Empat Suku di Dunia dengan Berbagai Kemampuan yang Mengagumkan Bahkan, ketika "Uncanny Valley" — robot yang sangat menyerupai manusia — diciptakan, peneliti tersebut mengaku bahwa rasa tidak nyaman ini terus muncul dan meningkat. Professor Ilmu komputer dan psikologi, Jonathan Gratch menyatakan bahwa ada berbagai penjelasan di balik fenomena ini. Salah satunya bersumber dari aspek biologis. Kita, sebagai manusia akan merasakan sesuatu yang aneh dan salah pada robot tersebut. Gratch menjelaskan bahwa ketika kita berhadapan dengan suatu hal yang dibuat untuk mendekati kenyataan, maka kita akan berespons dengan menelaah semua informasi terkait hal itu. Walaupun pada kenyataannya akan sulit untuk menjelaskan keanehan yang ada. Pernahkah Anda berada dalam situasi tersebut? Selain itu, robot yang terlalu mirip dengan manusia seperti “Uncanny Valley”, dianggap sebagai sebuah ancaman oleh manusia itu sendiri. Hermes, robot humanoid tanpa wajah manusia. John Rebula, seorang pencipta robot Humanoid Hermes, mengatakan bahwa robot yang dapat berjalan dengan seimbang seperti manusia ini tidak perlu dilengkapi dengan wajah manusia. Mungkin John juga mengalami fenomena ini. Baca Juga Tiga Burung Akan Dikeluarkan Dari Daftar Satwa Dilindungi, Benarkah? “Saya tidak tahu apakah saya ingin berada di lab dengan robot yang sangat mirip dengan manusia yang terus menatap saya. Jadi saya tidak memerlukan lapisan wajah seperti itu,” ucap John. Lantas, apa yang akan dirasakan oleh Anda dan manusia lainnya ketika robot dengan wujud manusia ini banyak berlalu-lalang di jalan? PROMOTED CONTENT Video Pilihan Sepertiyang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Pintar Robot yang tampak dan berperilaku seperti manusia. Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS robot yang tampak dan berperilaku seperti manusia. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B yIqs.
  • je1u8afiec.pages.dev/33
  • je1u8afiec.pages.dev/650
  • je1u8afiec.pages.dev/190
  • je1u8afiec.pages.dev/789
  • je1u8afiec.pages.dev/186
  • je1u8afiec.pages.dev/320
  • je1u8afiec.pages.dev/864
  • je1u8afiec.pages.dev/826
  • je1u8afiec.pages.dev/137
  • je1u8afiec.pages.dev/666
  • je1u8afiec.pages.dev/815
  • je1u8afiec.pages.dev/396
  • je1u8afiec.pages.dev/5
  • je1u8afiec.pages.dev/134
  • je1u8afiec.pages.dev/379
  • robot yang tampak dan berperilaku seperti manusia