Andadapat menonton berbagai video dan film dengan kualitas tinggi hingga 4K Ultra HD. Nikmati kualitas warna yang lebih tajam dan gambar yang lebih memukau. +++ Kelebihan + pas beli, Paling Murah dari toko sebelah + Kualitas gambar output 4K, bening dan jernih + MINI, ngirit ruang + Paket Bagus-- Kekurangan - Cepat Panas, rekomendasiSatu lagi film komedi Indonesia yang layak untuk ditonton, yakni Cek Toko Sebelah. Ya, film garapan Ernest Prakasa ini menjadi satu dari banyak film Indonesia yang berhasil mengangkat cerita kehidupan sarat akan moral, namun tetap fresh karena dikemas dalam komedi. Cek Toko Sebelah bercerita tentang realitas etnis Tionghoa yang mana saat seorang anak beranjak dewasa, bahkan hingga kuliah tinggi, mereka ujung-ujungnya hanya akan mewariskan toko orangtuanya sendiri. Selama ditayangkan di bioskop pada 2016, film ini mendapatkan respon yang positif daripada penonton. Kualitas film yang satu ini juga diakui dunia perfilman Tanah Air dengan banyak nominasi dan menang di ajang penghargaan. Penasaran seperti apa film komedi karya Ernest Prakasa ini? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut. Baca juga 10 Film Komedi Terbaik Rekomendasi Vidio Sinopsis Cek Toko Sebelah Berkisah tentang Erwin Ernest Prakasa, pria lulusan universitas luar negeri yang sukses bekerja di Ibu Kota. Ia memiliki kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie Gisella Anastasia. Suatu hari, Erwin harus melewatkan kesempatannya untuk bekerja di kantor Singapura lantaran ayahnya, Koh Afuk Chew Kin Wah tiba-tiba jatuh sakit. Masih merasa frustasi, drama kehidupan Erwin semakin bertambah ketika kakaknya, Yohan Dion Wiyoko merasa tidak dihargai oleh sang ayah. Yohan kesal karena ayahnya lebih memilih Erwin untuk meneruskan toko milik keluarganya. Erwin kemudian juga dihadapkan pada dua pilihan, yakni menjadi sukses dengan kariernya dan mengorbankan ayahnya, atau mengorbankan karirernya untuk meneruskan toko keluarganya. Baca juga Yowis Ben Sinopsis, Daftar Pemain dan Nonton Full Movie Tentang Film Cek Toko Sebelah Film ini diproduksi oleh Starvision Plus dan menjadi film komedi lainnya yang disutradarai oleh Ernest Prakasa. Adapun sejumlah artis yang turut berperan dalam film Cek Toko Sebelah adalah di antaranya Ernest Prakasa Sebagai ErwinDion Wiyoko Sebagai YohanChew Kinwah Sebagai Koh AfukAdinia Wirasti Sebagai AyuGisella Anastasia Sebagai NatalieTora Sudiro Sebagai RobertAsri Welas Sebagai Ibu SonyaYeyen Lidya Sebagai AnitaDodit Mulyanto Sebagai KuncoroKaesang Pangarep Sebagai Tukang TaksiAwwe Sebagai OjakAdjis Doa Ibu Sebagai YadiArafah Rianti Sebagai TiniAci Resti Sebagai Kurir TengilAnyun Cadel Sebagai RohmanAbdur Arsyad Sebagai VincentNino Fernandez Sebagai RenoHifdzi Khoir Sebagai Pria Misterius Baca juga Dari Komika Sampai Aktor Ternama, Ini Profil Pemain Cek Toko Sebelah Selain berhasil meraih review yang positif, film ini juga sukses menyabet sejumlah penghargaan di ajang perfilman bergengsi. Termasuk Film Terfavorit dan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit Dion Wiyoko Indonesian Movie Actors Awards, Film Bioskop Terpuji dan Penulis Skenario Terpuji Festival Film Bandung. Bukan hanya itu, Ernest Prakasa juga berhasil meraih Skenario Asli Terbaik untuk film ini di ajang Festival Film Indonesia. Penasaran dengan keseruannya? Yuk, nonton Cek Toko Sebelah full movie di Vidio. Download aplikasi Vidio sekarang atau kunjungi situs resminya di Terhubung langsung dengan lebih dari 21 TV Streaming, Vidio juga menyajikan ribuan konten lokal maupun Internasional untuk layanan Video On Demand, langganan jaringan TV berbayar, dan konten eksklusif untuk serial TV, Film layar lebar, drama, film dokumenter serta menayangkan ribuan pertandingan olahraga dari berbagai cabang untuk semua genre dan usia. Nonton apa saja kini nggak pakai ribet, karena semua ada di Vidio! Adalahswitch yang bisa di atur untuk kebutuhan jaringan tertentu, ada beberapa perbedaan mendasar yang membedakan antara switch manageable dengan switch non manageable.perbedaan tersebut dominan bisa di lihat dari kelebihan yang dimiliki oleh manageable switch itu sendiri. Berikut adalah kelebihan switch manageable : 1.
Cek Toko Sebelah 1. Identitas Film Judul Film Cek Toko Sebelah CTS Sutradara Ernest Prakasa Produser Chand Parwez Servia Fiaz Servia Penulis Naskah Ernest Prakasa Jenny Jusuf Meira anastasia Pemain Ernest Prakasa Sebagai Erwin Dion Wiyoko Sebagai Yohan Chew Kinwah Sebagai Koh Afuk Adinia Wirasti Sebagai Ayu Gisella Anastasia Sebagai Natalie Tora Sudiro Sebagai Robert Asri Welas Sebagai Ibu Sonya Yeyen Lidya Sebagai Anita Dodit Mulyanto Sebagai Kuncoro Kaesang Pangarep Sebagai Tukang Taksi Awwe Sebagai Ojak Adjis Doa Ibu Sebagai Yadi Arafah Rianti Sebagai Tini Aci Resti Sebagai Kurir Tengil Anyun Cadel Sebagai Rohman Abdur Arsyad Sebagai Vincent Nino Fernandez Sebagai Reno Hifdzi Khoir Sebagai Pria Misterius Budi Dalton Sebagai Pak Nandar Arief Didu Sebagai Dokter Cahyo Yudha Keling Sebagai Diding Liant Lin Sebagai Amiauw Edward Suhadi Sebagai Aming Sylvester Aldes Sebagai Aloy Melissa Karim Sebagai Elisa Ichal Kate Sebagai Iwan Raim Laode Sebagai Joni Hernawan Yoga Sebagai Saipul/Tukang Roti Yusril Fahriza Sebagai Naryo Gita Bhebhita Sebagai Bu Hilda Guntur LDP Sebagai Pengantin Pria Paopao LDP Sebagai Pengantin Wanita Dayu Wijanto Sebagai Ci Lili Ucita Pohan Sebagai Mamak Rempong Sri Rahayu Sebagai Tukang Selfie Arif Brata Sebagai Untung Rachman Avri Sebagai Pak Ali Billy W Polli Sebagai Satpam Rumah Sakit Bene Dionysius Sebagai Cameo Gak Jelas Adink Liwutang Sebagai Cameo Gak Jelas Marvel Adyama Sebagai Erwin Kecil Faisal Alfiansyah Sebagai Yohan Kecil Patrick Effendy Sebagai Pacar Bu Hilda Genre Drama Komedi Rumah Produksi Starvision 2. Sinopsis Film Yohan dan Erwin, dua bersaudara yang berbeda nasib. Erwin yang sukses dalam karirnya, sedangkan Yohan yang tertatih tatih dalam hidupnya sebagai seorang Photographer. Meninggalnya Ibu Erwin dan Yohan, membuat hidup Yohan menjadi berantakan. Rusaknya hidup Yohan membuatnya mendapat perlakuan yang berbeda dari ayahnya, Koh Afuk. Secara gamblang Koh Afuk terlihat lebih menyayangi Erwin, anaknya yang berprestasi dan membanggakan, ketimbang Yohan, anaknya yang hidupnya berantakan. Koh Afuk adalah seorang pemilik Toko di daerah strategis, bersama dengan Pak Nandar, pesaingnya. Dua Toko tersebut terus bertahan walaupun seorang pengembang bernama Robert selalu berusaha agar wilayah tersebut dijual. Karier Erwin sedang dalam kondisi prima ketika kondisi kesehatan Koh Afuk justru sebaliknya, semakin memburuk. Erwin tak ikut Makan keluarga, pada saat malam Natal, ketika Koh Afuk jatuh sakit. Yohan dan Erwin terlibat perseteruan. Ketikakpercayaan Koh Afuk pada anak sulungnya Yohan, membuatnya hanya ingin mewariskan tokonya kepada Erwin. Padahal Yohan sangat ingin melanjutkan Toko, mengingat itu satu satunya hal yang diwariskan Ibunya. Erwin yang sebenarnya tidak ingin meneruskan Toko, akhirnya luluh setelah ayahnya memintanya menjaga toko hanya dalam waktu satu bulan. Dimulailah perjalanan karier Yohan sebagai pemilik Toko. Awal yang berat bagi Erwin, namun semuanya dapat dijalankan dengan lancar. Banyak hal positif, dan kebahagiaan yang Erwin bawa ke Toko, membuat ayahnya semakin berharap agar Erwin mau meneruskan Toko selamanya. Sebulan berlalu, Erwin minggat dari Toko. Dia tak mau melewatkan begitu saja karirnya yang sedang melejit. Merasa dikecewakan oleh Erwin, Koh Afuk memutuskan untuk menjual Tokonya kepada Robert. Toko penuh dengan kenangannya dengan istrinya, dan anak anaknya. Keputusannya tak tepat. Koh Afuk jatuh sakit lagi. Erwin dan Yohan kembali terlibat konflik. Yohan marah karena Erwin mengecewakan ayah mereka. Erwin merasa tidak bersalah atas segala hal yang mebuat ayahnya tidak mempercayai Yohan. Konflik itu diakhiri dengan satu kata sepakat, membatalkan kontrak penjualan Toko. Permintaan dengan cara baik baik dan mengibah rupanya tak bisa membuat Robert luluh. Demikianlah disusun rencana menjebak Robert, agar mau membatalkan kontrak. Robert pasrah, kontrak dibatalkan. Demikian hubungan Yohan dan Erwin perlahan mencair seperti dulu. Mencair juga pemikiran keras kepala dari Koh Afuk. Koh Afuk akhirnya menyadari betapa tidak adilnya dia selama ini terhadap dua anaknya, juga belum bisa move on nya dia dari kematian istrinya. Di depan pusara Istrinya, Koh Afuk meminta maaf kepada Yohan atas kesalahannya. Demikian cerita berakhir bahagia, dimana toko tersebut diberikan kepada Yohan. Yohan menyulap Toko tersebut menjadi Studio Foto untuknya, tak Toko Kue untuk istrinya. 3. Kelebihan Film Kelebihan ini yang pertama, tentu saja film ini sukses mengaduk aduk hati penonton. Porsi dari kedua genre yang diusung oleh film ini, terasa sangat proporsional. Beberapa menit membuat penonton tertawa, beberapa menit kemudian membuat penonton larut dalam sedih, beberapa saat kemudian membuat penonton terdiam untuk merenung. Demikian tak ada genre yang mendominasi. Tapi tak satupun genre yang tak maksimal. Komedi disajikan sekocak mungkin, dan adegan drama dibuat sesedih sedihnya, hingga betul betul mencapai klimaks. Walaupun sebagaian besar actor yang dipakai berasal dari kaum komedian, namun tak kesan Drama tak serta merta hilang. Duet Dion Wiyoko dan Adinia Wirasti cukup untuk menjaga tensi Drama. Lalu ada Gisel yang juga banyak mengambil peran dalam unsur drama yang disajikan. Unsur Komedi tak perlu diperdebatkan lagi. Ada Duo Awwe dan Adjis Doa Ibu yang selalu ribut dan ngeselin, romansa Dodit dan Arafah yang menggelikan, dan tak lupa Asri Welas serta Anyul Cadel yang cukup ikonik dalam film ini. Kehadiran Kaerang dalam film ini adalah sebuah kejutan, dalam satu adegan pembuka yang cukup membuat penonton tergelak tawa. Beberapa adegan komedi yang memanfaatkan teknik editing Cut to menjadi pertunjukan yang menarik dalam film ini. Misalnya ketika Yadi berkata kepada Ojak mau dihiasi apa Pohon Natal sekecil itu, masa dihias pakai kacang pilus? Satu detik kemudian pohon itu benar benar benar dihiasi kacang pilus. Atau ketika Erwin berkata kepada Natalie pacarnya, belum tentu Ibu Sonya mengizinkannya mengambil cuti untuk menjaga toko. Satu detik kemudian Bu Sonya menyetujui cuti Erwin. Sebuah opsi komedi yang turut meperkaya unsur komedi film ini. Hal kedua yang saya suka dari film ini adalah, film ini cukup visual. Dalam 30 detik pertama kita sudah mendapat banyak informasi penting mengenai film ini. Hanya dalam 30 detik, kita tahu ada seorang Kokoh pemilik Toko yang punya 2 Istri dan dua anak. Toko tersebut berdampingan dengan sebuah toko lainnya. Foto foto yang usang menunjukan waktu telah berlalu cukup lama sejak foto diambil. Masih ada lagi adegan adegan yang tak perlu deskripsi berlebih. Hanya cukup menunjukan visual untuk memberikan informasi kepada penonton. Visual yang padat informasi ini merupakan pengenalan karakter yang cukup ringkas. Demikian pada menit menit berikutnya, tinggal buit up karakter yang sudah dikenalkan. Built Up karakter adalah salah satu tahapan yang penting dilakukan secara tepat sasar. Sebelum konflik memuncak, main character harus sudah mendapatkan karakternya secara menyeluruh. Dan Buit up karakter dalam film ini menjadi hal ketiga yang saya suka. Sama seperti pengenalan karakter yang ringkas namun padat, buit up karakter Yohan, Erwin, Koh Afuk, terjadi cukup singkat pula. Diawal cerita, karakter Yohan yang pemarah mulai dibangun lewat adegan memarahi tukang Taxi. Lewat satu adegan tersebut, penonton bisa tahu bagaimana sifat Yohan. Ringkas namun tepat sasar. Karakter Erwin lebih Auditif. Lewat caranya berbicara, Erwin diarahkan untuk dinilai sebagai orang yang berpendidikan tinggi. Dalam keseharian Erwin cenderung menggunakan bahasa inggris. Karakter Koh Afuk yang pilih kasih terlihat jelas lewat ekspresinya beribcara dengan Yohan, dan ketika menelepon dengan Erwin. Hal keempat yang menarik dari film ini adalah Premis film yang jarang diangkat ke dalam film. Sudah menjadi rahasia umum kalau seorang Kokoh pemilik toko besar kemungkinan akan menwariskan toko kepada anaknya. Demikian kejadian kejadian seperti ini mewarisi toko sedah sering terjadi dalam keluarga keluarga Tionghoa. Tetapi tak banyak film yang pernah mengangkat hal tersebut ke dalam film. Setidkanya dalam satu dekade terakhir ini. Ini menjadi ide segar dan opsi baru dalam perfilman Indonesia. Wajar saja film ini pernah masuk 10 film Indonesia terlaris sepanjang masa pada awal 2017 dengan total penonton. Posisi itu kini telah tergeserkan oleh film film baru seperti Dilan 1990 dan Dilan 1991, Danur, Pengabdi Setan, Ayat ayat Cinta 2, yang meraup cukup banyak penonton. Film ini memiliki keunggulan lainnya, yaitu dari segi penyajian sountrack yang sungguh membantu dalam membawa suasana penonton. Film dengan visual sedih akan terasa hambar tanpa kekuatan audio yang ikut mampu membawa suasana. Demikian jika audio pemilihan sountrack, penempatan sountrack, penyisipan backosund, sound effect dan lain lain ditata dengan baik, komponen itu akan menunjang visual film. Cek Toko Sebelah berhasil menggabungkan dua unsur diatas, untuk memperkuat acting pemeran dan memperkuat feel yang mau disajikan dalam film. 4. Kekurangan Film Sejujurnya tak banyak yang bisa dinilai sebagai kekurangan dalam film ini. Hanya saja jika judul adalah perwakilan keseluruhan cerita, maka saya rasa judul Cek Toko Sebelah kurang mengeksplanasi keseluruhan cerita dari film ini. Konflik utama dari film ini adalah konflik dalam keluarga Koh Afuk, bersama dengan anak anaknya Yohan dan Erwin. Masalah Toko sebelah bukanlah masalah utama. Jika menonton film secara keseluruhan, orang akan sepakat bahwa perseteruan antara Koh Afuk dan Pak Nandar, antara Pegawai Koh Afuk dan Pegawai pak Nandar, hanyalah bumbu cerita yang dimaksud untuk memperkaya cita rasa film. Konflik diluar keluarga bukanlah konflik utama dari film ini. Kembali lagi, Jika Judul haruslah merepresentasikan keseluruhan film, maka judul Cek Toko Sebelah menurut saya kurang mewakili cerita dan pesan yang hendak disampaikan dalam film ini. Itu adalah kekurangan film ini menurut saya. Selain itu jika boleh ini disebut kekurangan, film ini masih menyisahkan beberapa pertanyaan tak terjawab, seperti misalnya mengapa Koh Afuk tidak menyetujui pernikahan Yohan dengan Ayu? Ketika kondisi ini berlaku pada karakter pendukung, mungkin orang tak akan banyak bertanya, tetapi ini terjadi pada karakter utama, banyak orang akan bertanya dan juga berasumsi, karena hal tersebut juga menjadi bagian dari serangkaian konflik Yohan dan Koh Afuk. Asumsi umum yang muncul tentu saja karena Ayu bukan dari Kaum Tionghoa, alasan yang masuk akal, namun tidak bisa sepenuhnya benar. Demikian pertanyaan itu masih ada di benak para penonton hingga saat ini. 5. Nilai Nilai yang ada di Film Nilai yang Pertama, yang bisa diambil dari film ini adalah Nilai Toleransi Agama. Film ini beberapa kali menunjukan nilai toleransi agama dalam hidup. Bisa dilihat lewat adegan Koh Afuk yang notabene adalah Kristen, dapat hidup harmonis bersama tetangganya, dan juga karyawannya yang Non-Kristen. Salah satunya adalah percakapan santai Koh Afuk dengan Pak Haji. Dari percakapan yang terjadi bisa diketahui bahwa mereka ternyata mereka biasa melakukan kegiatan memancing bersama sama. Selain itu, Koh Afuk bahkan meminta karyawannya yang bukan Kristen, untuk membeli Pohon Natal. Sebuah kehidupan yang menyenangkan dan sikap toleransi antar agama yang bisa diikuti oleh para penonton. Nilai kedua yang bisa diambil dari film ini adalah toleransi antara Suku. Film ini mengakomodasi cukup banyak kalangan yang sengaja ditonjolkan dalam film. Etnis Tionghoa tentu saja, ada orang Timur yang direprentasikan melalui sosok Abdur, orang Sumatra melalui akting Gitta Bhebhita dan orang Jawa lewat Dodit. Diceritakan Bu Hilda nama tokoh yang diperankan Gitta adalah wanita yang gemar berhutang di Toko Koh Afuk, sedangkan Vincent Tokoh yang diperankan Abdur adalah teman bermain Yohan, yang satu satunya bukan dari Etnis Tionghoa. Dan kemberagaman ini dapat berlangsung tanpa masalah, menunjukan Nilai Toleransi Antar Suku yang boleh untuk ditiru. Nilai ketiga yang bisa diambil dari film ini adalah pesan menghormati orang tua yang disisipkan melalui dialog Vincent kepada Aming Edward Suhardi. Ketika Aming berteriak keras seperti membentak Ibunya, Vincent berucap βpelan pelan, itu orang tuaβ. Kalimat yang sederhana namun hendak menyadarkan kita untuk lebih menghargai dan menghormati orang tua kita. Nilai keempat dari film ini justru bermaksud menegur orang tua, untuk tidak terlalu memaksakan kehendaknya. Koh Afuk terlibat dalam konflik yang rumit karena terlalu memaksakan kehendaknya, yaitu supaya Erwin mau meneruskan Tokonya. Padahal sudah sepatutnya orang tua mendukung apapun yang dilakukan oleh anak anak mereka, sejauh yang dilakukan adalah positif. Demikian yang mau disampaikan kepada para orang tua juga yaitu kecenderungan untuk membeda bedakan anak yang seharusnya dilihangkan. Anak anak harus mendapat perlakuan yang sama di mata orang tua. Tidak boleh ada yang diistimewakan.. Nilai keempat ini menjadi nilai utama yang mau disampaikan Ernest dalam filmnya ini. Nilai berikutnya adalah eksploitasi perempuan dan pesan untuk lebih menghargai perempuan. Anita, sekertaris Robert yang dipaksa untuk memakai pakaian seksi, hanya demi kepuasan Robert. Melalui kalimat Koh Afuk βtidak ada perempuan yang layak diperlakukan seperti ituβ, pesan untuk lebih menghargai perempuan dikampanyekan lewat film ini, juga nasehat untuk berhenti mengekspoitasi tubuh perempuan secara semena mena. Berikut nasehat selanjutnya dari Koh Afuk kepada Robert βKarma itu berlaku Robert. Jika kamu menabur yang buruk, kamu akan menuai yang buruk jugaβ. Peran yang lebih general ini ditujukan kepada kita semua, terlepas apakah kita menonton film itu atau tidak, bahwa selalu ada akibat dari apa yang kita sebabkan. Karena itu jangan sembarangan melakukan segala sesuatu. 6. Sumber Daftar Pustaka Wikipedia Viu
Bisnisitu adalah Usaha Sendiri atau Berwirausaha Secara Mandiri, yang artinya: suatu usaha dalam mencari penghasilan dengan cara bekerja di bawah sistem & aturan main yang dibuat sendiri. 2. Sedangkan Kerja itu adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari penghasilan dengan cara bekerja di bawah sistem & aturan main yang dibuat olehJAKARTA, - Mulai hari ini, Rabu 2/12/2020, serial Cek Toko Sebelah Babak Baru resmi ditayangkan di layanan streaming Netflix. Cek Toko Sebelah Babak Baru merupakan serial yang diangkat dari film Cek Toko Sebelah 2016 besutan sutradara dan penulis naskah Ernest Prakasa, yang juga turut berakting dalam film tersebut. Pada 2017, film Cek Toko Sebelah meraih penghargaan Best Original Screenplay dari ajang Festival Film juga HOOQ Ditutup, Serial Cek Toko Sebelah Resmi Pindah ke Netlfix Kesuksesan film Cek Toko Sebelah pun menginspirasi pembuatan serialnya. Bahkan beberapa pemain dari film Cek Toko Sebelah kembali hadir dalam versi serialnya ini. Sebut saja Ernest Prakasa, Dion Wiyoko, Chew Kin Wah, dan Aci Resti. Muncul juga sejumlah pendatang baru seperti Morgan Oey dan Anggika Bolsterli. Baca juga Sinopsis Cek Toko Sebelah, Drama Keluarga Ernest Prakasa Berjumlah dua musim, serial Cek Toko Sebelah Babak Baru mengangkat kisah kehidupan Koh Afuk Chew Kin Wah setelah tokonya tutup dan diubah menjadi studio foto oleh anaknya, Yohan Dion Wiyoko.Memasuki masa pensiun, Koh Afuk pun memutuskan untuk mengelola kolam pemancingan ikan. Dalam menjalani kegiatan baru tersebut, ia ditemani karyawan-karyawan yang sungguh kocak. Baca juga Lampaui Cek Toko Sebelah, Imperfect Jadi Film Terlaris Ernest Prakasa Sayangnya, bukannya berjalan lancar, Koh Afuk justru dihadapkan dengan masalah baru. Bahkan masalah tersebut sampai membuatnya masuk penjara. Pada musim kedua Cek Toko Sebelah Babak Baru, barulah dijelaskan mengapa Koh Afuk bisa sampai berada di penjara. Baca juga Chand Parwez Pembayaran HOOQ untuk Cek Toko Sebelah Belum Lunas Sepanjang sembilan episode, kisah pada musim kedua ini akan fokus menjawab pertanyaan besar yang muncul pada musim pertama. Penasaran dengan kelanjutan kisah Koh Afuk serta keluarga dan karyawan-karyawannya? Anda bisa langsung menyaksikannya dalam serial Cek Toko Sebelah Babak Baru yang tayang di Netflix mulai hari ini, Rabu 2/12/2020. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
HaiMi Fans Ketemu lagi bersama saya Irwan Kurniawan setelah kemarin membahas Set Top Box (STB) Digital Video Broadcasting T2 fitur ini tidak ada di MI TV salah satu celah kekurangan yang mencolok. Bagi kalian yang dirumahnya selalu tidak terkoneksi dengan internet, untuk tahun depan penghentian siaran TV analog atau Analog Switch Off (ASO) jadi
Single itu katanya pilihan. Jomblo itu nasib. Kalau LDR? Ya duaduanya lah. ya pilihan.. ya nasib. Hahaa Ada satu hal yang jarang saya lakukan selain sama pacar yaitu nonton film di Bioskop. Karena kami menjalani sebuah Long Distance Relationship, biasanya kalau ada film bagus saya nahan nahan dulu buat nonton sendirian karena nunggu wakuncar alias waktu kunjung pacar. *yang lagi jomblo jangan bilang saya sombong ya.. hahaha* source Filmbor Sebenernya ada film yang sangat sangat pengen saya tonton yaitu LA LA Land. Tapi minggu lalu sebelum berangkat ke Bali sang pacar wakuncar ke Jakarta, dia ngajak saya nonton film indonesia karya Ernest yang berjudul CTS Cek Toko Sebelah. Kali ini CTS menggandeng Starvision sebagai Production Housenya. Yaudah oke aja lah. Yuk nonton, lalu di review. ps Review ini di tulis secara personal, pakai bahasa sehari hari jadi jangan dikira mau review kayak pereview film yang handal ya! *** Film ini diwarnai dengan hadirnya 20 komika indonesia seperti Dodit Mulyanto dengan ciri khas muka inoncentnya, juga Arafah rianti serta Aci komika kemarin sore karena baru lulus dari Stand Up Comedy Academy 2016. Meskipun kemarin sore baru hits, tapi mereka lucu juga. Nggak tanggung tanggung karena udah bawa bawa rombongan komika, ernest masih bawa bawa artis macam Tora sudiro dan vloggernya Last day production yaitu sepasang pao pao dan guntur yang jadi pemain pendukung. Belum lagi dia menggaet gisel dan Adinia wirasti. Ngomong ngomong ini film Indonesia kedua dodit yang saya tonton selain film Talak 3. Pemain utamanya Cek toko Sebelah adalah Ernest sendiri berperan sebagai Erwin. Dalam filmnya kali ini Ia ceritanya lagi pacaran sama Gisella berperan sebagai Natalie yang judes dan dingin. Btw ini film pertamanya Gisella loh, setelah biasanya dia main di Sinetron dan FTV aja. Sementara kakak ernest yaitu Dion Wiyoko berperan sebagai yohan telah menikah dengan Adinia Wirasti Berperan sebagai Ayu. Disini Adinia Wirasti berperan menjadi seorang istri yang sabar dan kalem, menurut saya sangat sayang kalau actingnya dia cuma gitu aja disini. Padahal dia kan aktingnya aslinya bagus baget. Ada momen dimana Asti ini kembali menjalin hubungan dengan mantannya, saya kira bakal ada scene panas karena masalah atau gimana gitu? ternyata nggak ada. Biasa biasa aja. Nggak klimaks. Lah kok malah saya yang drama ya? banyak komentar kayak ibu ibu kalau lagi nonton sinetron atau lagi nonton film india. Hahaa. Masalah yang disuguhkan dalam film Cek toko sebelah ini menurut saya adalah masalah sehari hari yang ringan dan disuguhkan secara alami. Mulai dari kehidupan di toko yang bersebelahan, adanya sebuah adegan cinlok antara Kuncoro yang di perankan oleh Dodit dengan Arafah rianti yang saya udah lupa siapa namanya dalam film ini. Adanya adegan hangatnya sebuah kekerabatan karyawan antar suku dan etnis dalam sebuah toko, tapi tak jarang juga terjadi beberapa ketidak pahaman antar karyawan yang justru malah bikin lucu. Tapi dari sini, ada hal penting yang harusnya di sadari yaitu betapa ragamnya suku budaya di Indonesia ini harusnya berjalan sehangat itu, bukan malah di jadikan masalah besar. Tapi memang cerita utamanya dibumbui sedikit drama sih ketika Kof Afuk jatuh sakit. Koh afuk di perankan oleh Chew Kin wah yang merupakan Aktor dari malaysia. Ia berperan sebagai Ayah yang pilih kasih terhadap kedua anaknya. Ketika koh Afuk sakit, dia meminta Erwin yang mengurus toko kelontongnya karena Erwin dianggap lebih mampu secara dia adalah lulusan sarjana dan sudah mapan kerja. Sementara koh Afuk meremehkan Yohan sebagai kakak, padahal harusnya kalau dipikir pakai logika ya harusnya anak sulung kan yang melanjutkan usaha orang tuanya? Ternyata masalah remeh temeh ini berawal dari ketidak setujuannya Koh Afuk terhadap anak sulungnya yang menikah dengan si Ayu berbeda etnis dan suku juga tentang Yohan yang dianggap seorang trouble maker ngurus diri sendiri dan istri aja belum becus. Sampai sampai ada adegan dimana Yohan masih sering minjem duit pada ayahnya untuk melangsungkan pekerjaannya sebagai fotografer freelance. Hmm sedikit drama kan? Apalagi ketika dalam certia awal Si erwin sedang mendapatkan promosi Jabatan di singapura, dan erwin di hadapkan dengan pilihan harus menerima promosi atau melanjutkan toko Ayahnya. Tapi sedikit drama ini tidak terlalu mengganggu karena untungnya film ini tidak sepenuhnya drama seperti drama korea. Justru dengan cerita di awal yang jelas penonton tidak dibuat bertanya tanya alias suudzon terhadap jalannya cerita ini. Tidak memerlukan ending cerita yang penuh kejutan atau ending cerita yang penuh "twist" sampai sampai orang bergumam "Oalaaaah gitu toooh". Karna Penonton sudah cukup dibuat tertawa, sedih, tertawa lagi, lalu terharu di sepanjang 104 menit pemutaran film dan sepanjang cerita ada saja hikmah yang bisa di ambil. Dan yang saya suka dari Film CTS ini adalah ketika adegan percakapan dari satu scene ke scene lain. Percakapan percakapannya berisi alias tidak banyak ruang hampa seperti Film Indonesia pada umumnya yang lebih banyak diemnya, lalu merenung, atau sejenisnya. Pst. saya juga suka soundtracknya! Trailer Jujur waktu liat trailernya aja saya udah ngakak. Tapi sebelum melangkah masuk menuju studio saya bertanya tanya. Akankah saya ketawa ketawa di sepanjang pemutaran film? Atau yang lucu yaaa cuma bagian yang ada di trailer aja? Ternyata saya ketawa sepanjang film. Gak krik krik sama sekali. Film ini mampu meraih perhatian 2juta penonton Indonesia hanya dalam waktu 19 hari, jauh lebih tinggi daripada filmnya Ngenest tahun lalu yang hanya mampu menarik perhatian sekitar 700rb penonton. Sukses terus untuk perfilman Indonesia! D Rating 7/10. BUKTI! OKEEE INI GAK PENTING MAAP D